Rabu, 27 September 2023

Modul 6 : Posture Corrector



Sumber: www.supportplus.com 


Salah satu masalah yang kerap terjadi dalam bidang kesehatan adalah nyeri di bagian punggung atau tulang belakang manusia. Nyeri pada daerah tersebut dapat disebabkan oleh beragam kondisi seperti postur tubuh yang buruk saat duduk atau mengangkat beban yang terlalu berat. Nyeri pada bagian tulang belakang dapat berdampak pada psikis dan pola aktivitas penderita yang menjadi terbatas. Untuk menangani hal tersebut, penderita dapat menggunakan alat bernama posture corrector. Alat tersebut dapat memberikan bantuan sementara bagi penderita nyeri tulang belakang sebagai pengoreksi tulang punggung. Namun, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penderita dapat melakukan aktivitas latihan koreksi postur.

Posture corrector adalah alat yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menopang punggungnya. Alat ini memiliki beberapa manfaat yaitu untuk memperbaiki postur, mencegah nyeri punggung dan membantu mempercepat penyembuhan nyeri punggung. Namun, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penderita dapat melakukan aktivitas latihan koreksi postur. Latihan koreksi postur adalah suatu latihan yang dapat menurunkan nyeri yang signifikan pada orang yang mengalami low back pain sehingga akan memposisikan spinal ekstensi (Dantara, 2020). 

Menurut artikel verwellhealth.com (2023) mengungkapkan bahwa Posture Corrector memiliki berbagai produk, seperti Hempvana Arrow Posture Corrector, Upright GO 2 Smart Posture Corrector, Berlin & Daughter Posture Corrector, FlexGuard Support Adjustable Back Brace, Dr. Arthritis Posture Corrector, Gaiam Restore Neoprene Posture Corrector, dan Somaz Posture Corrector.


Sumber: www.harveynorman.com 

Kelebihan posture corrector:

  • Desain Ergonomis

Ukuran posture corrector bervariasi, terdapat ukuran S-XL. Selain itu, bentuknya yang dapat diatur sesuai kebutuhan pengguna membantu dalam perbaikan postur tubuhnya.

  • Material yang Tepat

Posture corrector umumnya terbuat dari polyester. Polyester memiliki karakteristik halus dan lembut seperti kain sutra sehingga posture corrector terasa ringan dan fleksibel.

  • Nyaman

Talinya yang lebar membuat posture corrector nyaman tanpa menusuk kulit pengguna.

  • Praktis

Bentuknya yang menyerupai korset sehingga memudahkan dalam memasang dan melepas posture corrector.




Referensi:

Dantara, D. (2020). Pengaruh Posture Correction Exercise Pada Pola Aktivitas Untuk Menurunkan Nyeri Dengan Kondisi Low Back Pain: Narrative Review. Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, 3.

Modglin, L. (2023, June 28). Home Office Ergonomics Guide. Diambil kembali dari verwhellhealth: https://www.verywellhealth.com/best-posture-correctors-4171981


 


Modul 5 : Standar Waktu Dunia

Sumber: www.id.hotels.com 


Sejarah Greenwich Mean Time (GMT)

Greenwich merupakan sebuah distrik di tenggara London Inggris, terletak di Royal Borough of Greenwich, 8,5 mil (8,9 km) di timur tenggara Charing Cross. Penetapan Greenwich Mean Time (GMT) terikat pada sejarah penetapan kota tersebut oleh Royal Observatory pada 1675. Penetapan tersebut dilakukan untuk keperluan navigasi pelayaran Inggris. Seiring dengan penguasaan laut oleh Kerajaan Inggris, standar waktu dunia mulai menyebar dan dipakai di beberapa negara. 

Ketelitian untuk menentukan waktu semakin penting untuk dipakai di lautan sejak Nautical Almanac yang menggunakan Greenwich Mean Time diperkenalkan. Sementara itu, di daratan, pada kota-kota masih menggunakan standar waktunya sendiri hingga pertengahan abad ke-19. Namun, kebutuhan standar waktu dunia cukup mendesak termasuk pada perkembangan jaringan kereta api. Ketika kereta api melintasi berbagai waktu lokal, perlu dicantumkan ketika waktu berangkat dan waktu tiba di kota yang ingin dituju, oleh karena itu dibutuhkannya standar waktu yang tetap. Lalu meluasnya pada jalur kereta api di Inggris dan dunia membuat kebutuhan akan waktu standar diserukan. GMT diberlakukan sebagai "waktu kereta api" pada tahun 1847 dan Master Clock dipasang di Greenwich setelah lima tahun kemudian (Prasetyo, F. A., 2020).

Sir Sandford Fleming, seorang insinyur kereta api dari Kanada, menggagas pentingnya standar waktu dunia pada akhir 1870. Lalu pada 1884 diselenggarakan Konferensi Meridian Internasional yang bertempat di Washington DC dan dihadiri 27 utusan dari berbagai negara. Dalam pertemuan semua garis bujur di timur dan barat akan dihitung dari Greenwich (0°) sampai 180° dan diputuskan bahwa negara dibagi dalam 24 zona waktu. Setiap zona waktu memiliki lebar sebesar 15° bujur bumi dimulai dari Greenwich di Inggris. Hal tersebut membuat Greenwich dijadikan sebagai standar waktu dunia. Hal tersebut diperkuat oleh artikel yang ditulis oleh iNews.id (Bagja, 2023) yang menyebutkan terdapat tiga alasan Greenwich dijadikan sebagai standar waktu dunia, sebagai berikut: 

  1. Letak Geografis

Greenwich berada tepat di meridian nol (0°), yang merupakan garis imajiner yang membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan melalui Greenwich, London.  Meridian nol dipilih sebagai referensi untuk mengukur perbedaan waktu pada seluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan meridian nol merupakan garis yang paling tepat untuk membagi dunia menjadi zona waktu berbeda

  1. Observatorium Greenwich

Pada abad ke-19, observatorium di Greenwich menjadi salah satu pusat penelitian ilmiah terkemuka di dunia, dengan mengumpulkan data dan informasi tentang gerak benda-benda langit.  Dari observatorium inilah waktu Greenwich Mean Time (GMT) dihitung dan disebarkan ke seluruh dunia. Oleh karena itu, GMT menjadi patokan waktu standar internasional.

  1. Konferensi Internasional

Pada tahun 1884, Konferensi Internasional di Washington DC memutuskan untuk menjadikan Greenwich sebagai patokan waktu utama dunia. Keputusan ini diambil setelah melalui diskusi dan konsultasi dengan berbagai negara di seluruh dunia. Selain itu, Greenwich dianggap sebagai tempat paling tepat untuk menetapkan waktu standar internasional.


Sumber:


Bagja, K. (2023, May 1). 3 Alasan Kenapa kota Greenwich Menjadi patokan Waktu di seluruh Dunia. iNews.ID. https://www.inews.id/techno/sains/3-alasan-kenapa-kota-greenwich-menjadi-patokan-waktu-di-seluruh-dunia/1

Prasetyo, F. A. (2020, October 13). Hari ini Dalam Sejarah 13 Oktober 1884: Greenwich mean time (GMT) Dijadikan Standar Waktu Dunia. Tribunnewswiki.com. https://www.tribunnewswiki.com/2020/10/13/hari-ini-dalam-sejarah-13-oktober-1884-greenwich-mean-time-gmt-dijadikan-standar-waktu-dunia 





Modul 4 : Self Awareness for Self Improvement

 

Sumber: atlassian.com, 2020

Apa itu Self Awareness?

        Menurut Duval dan Wicklund (1972), kesadaran diri didefinisikan sebagai suatu kemampuan individu untuk memahami dirinya secara utuh. Saat seseorang dalam keadaan ‘Self Awareness’, mereka akan lebih mudah mengenali, memproses, dan menyimpan informasi mengenai kemampuan diri sendiri atau mampu merefleksi diri.

        Self awareness merupakan kecerdasan dalam mengontrol emosi diri sendiri serta peka terhadap keadaan dan lingkungannya, dengan menyadari apa yang dirasakan, penyebab, dan cara bersikap terhadap dirinya maupun lingkungannya. Seseorang yang memiliki self awareness yang baik dapat mengarahkan pikiran dan tindakannya sehingga mampu mengkritik diri sendiri akan kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut akan mempengaruhi kita dalam memahami beban kerja sesuai kemampuan diri sehingga dapat meminimalisir stress kerja (Akbar, dkk, 2018).

Pentingnya Self Awareness

        Beban kerja yang berlebih dapat terjadi ketika seseorang merasa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan waktu yang tersedia tidak konsisten. Jika beban kerja tidak sesuai, maka stress yang dialami berupa karyawan akan merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap jumlah beban kerja. Dengan self awareness, kita dapat lebih menyadari perasaan, batasan, dan hal yang baik untuk diri sendiri bahkan jika membutuhkan bantuan profesional sekalipun, sehingga kesadaran diri berperan penting dalam mengurangi stress kerja yang dirasakan saat beban kerja tidak sesuai (Rafiq, Naveed, 2020).

        Pandangan dalam menghadapi self awareness dibedakan menjadi dua dimensi, yaitu Public Self Awareness dan Private Self Awareness. Public Self Awareness meliputi aspek-aspek diri yang teramati orang lain dengan memperhatikan tindakan atas respon yang akan dilakukan, percakapan dengan orang lain, dan bagaimana individu mengintrospeksi diri mereka sendiri. Private Self Awareness meliputi aspek-aspek diri yang tidak diketahui orang lain seperti suatu pikiran, emosional, dan sikap yang sedang kita rasakan. Dengan mengetahui dan memahami kedua dimensi tersebut, dapat menjadikan kita memiliki self awareness yang baik untuk mencegah stress dalam menangani beban kerja mental yang berlebih (Hafizha, 2021).


Tips Membangun Self Awareness

    Menurut Wicaksono (2023), dalam menerapkan self awareness pada pengembangan diri dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa cara, diantaranya:

1. Berani Keluar dari Zona Nyaman

Berada di zona nyaman terkadang membuat kita jadi tidak berkembang. Dengan itu, mulailah dari hal-hal kecil yang bisa membuat kita keluar dari zona nyaman tersebut, seperti mencoba melakukan hal baru, menjalin komunikasi dengan orang-orang baru, dan berani mengambil risiko dalam menentukan suatu keputusan. Dengan kita meyakini kemampuan diri sendiri dapat meningkatkan kemampuan kita untuk berani membuat keputusan.

2. Selalu Berpikir Positif

        Memiliki pola pikir positif dapat mendukung pencapaian kesuksesan. Dengan pola pikir yang positif, kita bisa lebih baik dalam bersikap, melihat masalah dari berbagai sudut pandang, dan dapat memberikan respon positif di segala situasi. Dengan penerapan inilah kita dapat melakukan evaluasi diri terkait kelebihan dan kekurangan diri sendiri serta mengelola emosi diri terhadap kinerja Anda. Hal tersebut dapat membantu kita dalam mengelola stress dan membuat kita fokus terhadap tujuan hidup.

3. Diskusi

Diskusi atau bertukar pendapat dengan orang lain dapat menambah wawasan kita, memperoleh pengetahuan baru, dan dapat belajar dari pengalaman orang lain. Selain itu, ketika bertukar pendapat dengan orang lain, jangan segan untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman Anda.


Sumber:

Akbar, M.Y.A. Amalia, R.M. Fitriah, I. (2018). Hubungan Religiusitas dengan Self Awareness 

Mahasiswa Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (Konseling) UAI. Jurnal 

Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora. 4(4) : 267 - 268.

Hafizha, Ruzika. (2021). Profil Self-Awareness Remaja. Journal of Education and Counseling

2(1) : 159 - 160.

Rafiq, I. Naveed. (2020). Does Self-Awareness help in reducing Work Stress Caused by Work 

Overload and Role Conflict. Journal of Managerial Sciences. 14 (2) : 44 - 47.

Setyawati, I. (2022). Self Awareness Untuk Memperbaiki Diri dan Memperbaiki Hidup. Binusian 

Journey. Diakses 08 Juli 2023, dari https://binus.ac.id/binusian-journey/2022/08/08/self-

awareness-untuk-memperbaiki-diri-dan-memperbaiki-hidup/.

Wicaksono, P. (2023). Benefit Self Awareness bagi Pengembangan Diri. Artikel Qubisa. Diakses 07 

Juli 2023, dari https://www.qubisa.com/article/self-awareness-bagi-pengembangan-diri.







Modul 3 : Penggunaan AI (FITA) Sebagai Alat Bantu Dalam Dunia Olahraga

Penggunaan AI (FITA) Sebagai Alat Bantu Dalam Dunia Olahraga



Gambar 1. Fita kenalkan fitur olahraga dengan teknologi artificial intelligence (AI) (Sumber:Visi.News,2021)


Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa (Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge, 2009). Dampak buruk bisa saja terjadi ketika seorang pekerja melakukan pekerjaan yang melebihi kemampuan fisiknya. Salah satu dampak yang bisa terjadi adalah kelelahan. Jika kelelahan ini terus-menerus maka dapat memicu terjadinya penyakit dalam tubuh.

Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memainkan peran yang semakin penting dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia olahraga dan kebugaran. AI telah mengubah cara kita berlatih dan berolahraga dengan memperkenalkan aplikasi yang mampu mendeteksi gerakan tubuh manusia secara efektif. Salah satu contohnya adalah aplikasi FITA. FITA menggabungkan AI dengan fitur olahraga untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi deteksi gerakan saat berlatih.

Dalam latihan dan olahraga, penting bagi individu untuk melakukan gerakan dengan benar dan teknik yang tepat. Melakukan gerakan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko cedera, mengurangi efektivitas latihan, dan menghambat pencapaian tujuan kebugaran. Dalam beberapa kasus, mungkin sulit bagi seseorang untuk menilai dengan tepat apakah mereka melakukan gerakan dengan benar atau tidak, terutama bagi pemula.

Disinilah peran penting teknologi AI dan aplikasi FITA dimainkan. Dengan menggunakan kecerdasan buatan, aplikasi ini dapat secara otomatis mendeteksi dan mengenali gerakan tubuh manusia dengan tingkat akurasi yang tinggi. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan umpan balik real-time tentang postur, teknik, atau kekuatan yang perlu diperbaiki saat mereka berlatih. Berikut adalah beberapa fitur utama dari FITA yang menggunakan teknologi AI untuk deteksi gerakan:

  1. Deteksi Gerakan Otomatis: FITA menggunakan algoritma dan model pembelajaran mesin untuk secara otomatis mendeteksi dan mengenali berbagai gerakan tubuh. Misalnya, jika Anda sedang melakukan olahraga seperti lompat tali atau squat, FITA akan mampu mengenali gerakan tersebut secara real-time.

  2. Umpan Balik Real-Time: FITA memberikan umpan balik langsung kepada pengguna saat mereka melakukan gerakan olahraga. Melalui kamera pada perangkat yang digunakan, aplikasi akan memantau gerakan tubuh pengguna dan memberikan umpan balik segera mengenai postur, kekuatan, atau teknik yang perlu diperbaiki. Hal ini membantu pengguna untuk mengoreksi dan memperbaiki gerakan mereka saat berlatih.

  3. Latihan yang Dipersonalisasi: FITA menggunakan AI untuk menganalisis dan mempelajari pola gerakan individu pengguna. Dengan informasi tersebut, aplikasi dapat menyusun program latihan yang dipersonalisasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pengguna. Misalnya, FITA dapat merekomendasikan latihan tambahan untuk memperbaiki kelenturan atau memperkuat otot tertentu berdasarkan penilaian gerakan individu.

  4. Pelacakan Kemajuan: Fita mencatat dan melacak kemajuan latihan pengguna dari waktu ke waktu. Dengan bantuan teknologi AI, aplikasi ini dapat memberikan analisis yang mendalam tentang perkembangan pengguna dalam menjalankan latihan. Hal ini membantu pengguna untuk mengetahui sejauh mana mereka telah mencapai tujuan latihan dan membuat perubahan atau penyesuaian yang diperlukan dalam program latihan mereka.


Melalui kombinasi teknologi AI dan fitur olahraga, FITA membantu meningkatkan efektivitas latihan dengan memberikan deteksi gerakan yang lebih akurat, umpan balik secara real-time, program latihan yang dipersonalisasi, serta melacak kemajuan. Aplikasi ini dapat menjadi alat yang berguna bagi mereka yang ingin meningkatkan kebugaran, teknik, dan performa olahraga mereka.

Sumber:

Alam, P. (2022, Oktober 10). Fita Kenalkan Fitur Olahraga dengan Teknologi Artificial Intelligence (AI), Mampu Deteksi Gerakan Menjadi Lebih Efektif . Diambil kembali dari Visi News: https://visi.news/fita-kenalkan-fitur-olahraga-dengan-teknologi-artificial-intelligence-ai-mampu-deteksi-gerakan-menjadi-lebih-efektif/

Handaka, H. (2021, November 11). Telkomsel Luncurkan Aplikasi Fita, Ini Manfaat dan Kegunaannya. Diambil kembali dari TribunNews: https://jateng.tribunnews.com/2021/11/11/telkomsel-luncurkan-aplikasi-fita-ini-manfaat-dan-kegunaannya

Telkomsel. (2021, November 10). Telkom Indonesia. Diambil kembali dari Telkomsel.com:https://www.telkomsel.com/about-us/news/telkomsel-luncurkan-fita-aplikasi-untuk-mendorong-masyarakat-hidup-sehat-dengan#:~:text=Aplikasi%20Fita%20kini%20juga%20telah,Fitness%20di%20Google%20Play%20Store

 






Modul 2 : Revised NIOSH Lifting Equation Application


Gambar 1.1 Logo Aplikasi Revised Niosh Lifting Equation

Sumber: Jurnal Ilmiah Informatika Komputer Volume 23 No. 1, 2018.

        Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan mekanika teknik untuk mendeskripsikan gerakan pada bagian tubuh (kinematik) dan memahami efek gaya dan momen yang terjadi pada tubuh kinetik (Chaffin dkk., 2012). Tujuan utama biomekanika kerja adalah memperbaiki kinerja manusia dalam bekerja serta mengurangi risiko cedera pada sistem otot rangka (Hardianto dkk., 2014). Terdapat dua metode National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) mengenai penetapan batas bebas yang didasari oleh hasil penelitian dengan menggabungkan pendekatan Biomekanika, Fisiologi, dan Psikofisik. Metode tersebut terdiri dari Recommend Weight Limit dan Lifting Index. Recommend Weight Limit adalah besar batas pengangkatan, sedangkan Lifting Index adalah perbandingan antara berat beban sesungguhnya dengan berat beban yang direkomendasikan.

        Revised NIOSH Lifting Equation (RNLE) adalah aplikasi untuk mengatur tingkat beban kerja yang terkait dengan risiko cedera tulang belakang. Aplikasi ini dibuat oleh suatu lembaga di Amerika, yakni National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Aplikasi ini dibuat untuk menguji aktivitas pengangkatan dan pemindahan benda tanpa perpindahan kaki. Output yang dihasilkan dari aplikasi ini berupa rekomendasi berat beban atau Recommended Weight Limit (RWL) dan indeks pengangkatan. Rekomendasi berat benda dibuat berdasarkan data aktivitas kerja, sedangkan indeks pengangkatan merupakan perbandingan antara berat beban sesungguhnya dengan berat beban yang direkomendasikan.

        Mengubah berat benda tidak mudah untuk dilakukan, sehingga perlu parameter aktivitas kerja yang ideal. Parameter aktivitas lebih mudah diubah daripada melakukan penambahan atau pengurangan berat benda. Nilai optimal pada indeks pengangkatan adalah 1, dengan menggunakan Revised NIOSH Lifting Equation (RNLE) untuk mencapai nilai tersebut dibutuhkan beberapa kali percobaan agar memperbaiki parameter aktivitas kerja.

Langkah awal yang bisa dilakukan untuk menggunakan aplikasi ini yakni mengumpulkan informasi terkait data-data yang diperlukan seperti:

Tabel 1.1 Kebutuhan Data NIOSH Lifting Equation

H : Lokasi Horizontal Objek Relatif Terhadap Tubuh

A : Sudut Asimetri 

V : Lokasi Vertikal Objek Relatif Terhadap Tubuh

F : Frekuensi dan Durasi Aktivitas Mengangkat 

D : Jarak Objek Dipindahkan Secara Vertikal


L : Rata - Rata dan Beban Maksimum atau Berat Objek 

C : Kopling 


Setelah mendapatkan perhitungan dari data-data tersebut, data bisa dimasukkan ke dalam aplikasi yang nantinya akan menghasilkan output RWL dan L1 sebagai berikut,

Gambar 1.2 Tampilan Mock Out Aplikasi RNLE

Sumber: Webpage ergo-plus.com

Gambar 1.3 Tampilan Output Aplikasi RNLE

Sumber: Webpage ergo-plus.com

        Berdasarkan gambar diatas, melalui Aplikasi RNLE dapat diketahui output yang diperoleh setelah melakukan beberapa input seperti nilai Risk Index yang diikuti dengan value dari Recommended Weight Limit, Frequency Independent RWL, Lifting Index, dan Frequency Independent. Selain itu, dapat melihat history dari nilai input yang telah dimasukkan pada aplikasi,  yaitu HM, VM, DM, AM, CM, dan FM.


Modul 1 : Pengukuran Antropometri untuk Deteksi Dini Stunting Pada Anak

 










Sumber :

https://www.nutriclub.co.id/artikel/tumbuh-kembang/1-tahun/ciri-ciri-stunting


        Pertumbuhan penting untuk kesehatan anak. Orang tua harus memperhatikan tumbuh kembang anaknya setiap bulan, apakah sesuai usianya atau tidak. Tujuannya untuk mencegah berbagai masalah perkembangan pada anak, seperti keterlambatan perkembangan. Gizi kurang merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi dalam jangka waktu yang lama akibat suplai makanan yang tidak bergizi (Millenium Challenge Account - Indonesia, 2018). Stunting pada anak kecil dapat mempengaruhi kesehatan dan kecerdasan anak di masa depan, misalnya melalui kerentanan terhadap infeksi dan penurunan prestasi akademik. Jumlah anak stunting di Indonesia menempati urutan kelima di Asia Tenggara. Satu dari tiga anak Indonesia di bawah usia lima tahun berada di bawah rata-rata dunia (United Nations Children's Fund [UNICEF], 2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyimpulkan setidaknya ada empat kelompok utama faktor penyebab stunting pada anak. Faktor-faktor tersebut adalah:

  1. Praktik pengasuhan yang buruk

  2. Pelayanan kesehatan ibu hamil masih terbatas 

  3. Keluarga masih belum memiliki akses terhadap makanan bergizi

  4. Minimnya akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi (Tim Nasional Pemajuan Penanggulangan Kemiskinan [TNP2K], 2017).


Hubungan pengukuran antropometri untuk mendeteksi stunting

    Pemantauan status gizi yang biasa dilakukan di Posyandu dilakukan dengan pengukuran antropometri atau pengukuran tinggi badan. Pengukuran antropometri adalah pengukuran bagian tubuh manusia yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia (Yuliastrid; 2018). Pengukuran antropometri atau pengukuran dimensi tubuh dapat digunakan sebagai upaya pemantauan status gizi yang rutin dilakukan di posyandu. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, setiap tahap pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan peralatan pengukuran yang sesuai.


Pengukuran antropometri yang dibutuhkan? 

Berbagai jenis ukuran fisik tubuh dan komposisi tubuh anak yang dibutuhkan yaitu:

1. Pengukuran berat badan

Berat badan digunakan dalam mendiagnosa bayi normal atau (Berat Badan Lahir Rendah) BBLR. Normal berat badan bayi adalah 2.500-3.000 gram. Terdapat 2 macam timbangan yang dapat digunakan:

  • Tipe Salter spring balance (timbangan gantung). Sering digunakan di posyandu. Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g.
  • Tipe Bathroom scale, timbangan ini digunakan untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri/menimbang bersama dengan ibunya. Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100 g.

2. Pengukuran tinggi badan

            Pada keadaan normal, tinggi badan akan tumbuh seiring dengan bertambahnya umur. Tinggi/panjang bayi normal adalah 48-50 cm. Terdapat 2 macam alat ukur yang dapat digunakan:

  • Baby length board, digunakan untuk bayi dan anak kurang dari 2 tahun. Alat ini mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm.
  • Vertical measures (microtoise), digunakan untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun). Alat ini mengukur tinggi badan anak dengan ketelitian 0,1 cm.

3. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
            Mengukur lingkar lengan atas pada anak dapat menggunakan pita ukur non-elastis/tidak bisa diregangkan. Pengukuran ini dilakukan sebagai alternatif apabila tidak memungkinkan untuk mengukur berat badan dan tinggi badan anak. Ukuran normal lingkar lengan atas pada anak adalah 10-12 cm.

4. Pengukuran lingkar kepala
            Mengukur lingkar kepala anak dapat menggunakan pita ukur non-elastis/tidak bisa diregangkan. Ukuran kepala bayi usia 0-2 tahun berkisar antara 35-49 cm. Sementara untuk ukuran rata-rata ubun-ubun besar saat lahir adalah 2,1 cm yang akan terus bertambah seiring bertambahnya usia bayi. Penambahan ukuran lingkar kepala bayi tidak akan secepat pertambahan panjang dan berat badannya. Orang tua harus waspada apabila lingkar kepala bayinya tumbuh terlalu cepat.

5. Pengukuran lingkar dada
            Mengukur lingkar dada anak dapat menggunakan pita ukur non-elastis/tidak bisa diregangkan. Pengukuran ini dilakukan pada usia anak 2-3 tahun. Ukuran normal lingkar dada pada anak adalah 30-33 cm.

6. Pengukuran lingkar perut
             Mengukur lingkar perut anak dapat menggunakan pita ukur non-elastis/tidak bisa diregangkan. Pengukuran ini penting untuk mengetahui adanya pembesaran bagian abdomen. Ukuran normal lingkar perut pada anak adalah 31-35 cm.


Bagaimana prosedur pengukuran antropometri untuk mendeteksi stunting?

        Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada anak di TKIT Bunayya Kota Padangsidimpuan, kegiatan pengukuran antropometri untuk deteksi dini stunting berupa pemeriksaan kesehatan yang kemudian dilanjutkan dengan konseling KB, informed consent dan pengukuran antropometri. Pengukuran yang dilakukan dalam kurun waktu 1 hari dilanjutkan dengan pemantauan dan evaluasi selama 3 bulan.  Berikut merupakan dasar struktur tubuh yang diukur:

  • Lingkar kepala
  • Berat badan
  • Tinggi badan
  • Referensi:

    Novita Sari Batubara. & Hj. Nur Aliyah Rangkuti. (2021). Pengukuran Antropometri Untuk Deteksi Stunting Pada Anak Di TKIT Bunayya Kota Padangsidimpuan Tahun 2021. 

    Antropometri Normal Pada Bayi Baru Lahir. (2022, February 19). Retrieved July 07, 2023, from gustinerz.com: https://gustinerz.com/antropometri-normal-pada-bayi-baru-lahir/

    SIMBO. (n.d.). Manual Pengukuran Antropometri. Kecamatan Parado Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat: Program SIMBO SurfAid International.


Modul 6 : Posture Corrector

Sumber: www.supportplus.com   Salah satu masalah yang kerap terjadi dalam bidang kesehatan adalah nyeri di bagian punggung atau tulang belak...